Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, kebudayaan adat dan tradisi merupakan hal yang menjadi ciri khas dari daerahnya masing-masing, dan hal ini mencakup aturan hidup bersama dalam masyarakat, sebagai dasar dalam pergaulan, dan yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mempertahankan nilai kebudayaan di tengah pengaruh globalisasi. Pada zaman nenek moyang, Indonesia terkenal dengan masyarakat yang saling tolong menolongnya tinggi, menghormati sesama, sopan santun yang dijunjung tinggi seperti apabila seorang anak muda atau yang lebih muda berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang halus dan dengan penuh kesopanan selain itu negara Indonesia terkenal dengan keramahan orang-orangnya, namun untuk sekarang ini semua keadaan dan kondisi ini sangatlah berubah secara signifikan.
Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam konteks yang sangat kompleks, contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cara berpakaian, cara berpakaian yang dulunya sopan, tertutup dan tidak glamor namun keadaan sekarang telah berbeda. Tidak sedikit dari para generasi muda yang saat ini berpakaian lebih terbuka, kurang sesuai dengan keadaan dan situasi, glamor dan berlebih-lebihan, dimulai dari keadaan yang sederhana ini kemudian ke dalam hal yang kompleks dengan meniru kebudayaan barat contohnya yaitu kebudayaan seks bebas yang saat ini telah menjadi sesuatu yang biasa, hedonisme, kebiasaan orang-orang untuk hidup hura-hura, minum-minuman keras yang merajalela, pemakaian narkoba, degradasi moral dan mental yang sangat menurun serta efek kemajuan teknologi yang sangat canggih juga mempengaruhi moral masyarakat dari anak kecil sampai orang tua sekalipun.
Menurut Jennifer Lindsay dalam bukunya yang berjudul 'Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia', mengunkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik dalam campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Memang kemajuan teknologi yang canggih telah memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, namun disamping itu hal ini juga memiliki sisi negatif yang sangat fatal contohnya dengan mudahnya mengakses informasi menggunakan internet dapat di salahgunakan untuk mengakses hal-hal yang negatif seperti pornografi, pornoaksi yang hal ini sangat merusak kepribadian moral apalagi kalau yang mengakses adalah anak-anak, akan sangat berdampak buruk kepada calon-calon generasi penerus bangsa
Selain itu melalui televisi juga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap semua lapisan masyarakat, baik pengaruh negatif maupun pengaruh positif. Apalagi televisi menjadi sesuatu yang mengglobal dalam kehidupan sehari-hari dan hal ini dapat disaksikan oleh semua kalangan secara langsung sehingga dampak yang terjadipun akan cepat menyebar, untuk saat ini mengglobalnya institusi-institusi televisi bersamaan dengan peredaran global yang terjadi seperti adanya iklan, promosi.
Selain itu akibat globalisasi jaringan-jaringan televisi banyak yang menayangkan dari jaringan asing, hal ini akan sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan.
Namun sebesar apapun dampak globalisasi tergantung pada bagaimana masyarakat dalam menerima dampak tersebut, apabila unsur dan nilai yang masuk diterima begitu saja tentunya hal ini tidak ada penyaringan dan akan melunturkan nilai-nilai budaya asli, namun apabila dampak globalisaisi ini sebelum menerima untuk diterapakan terlebih dahulu disaring dengan berdasarkan nilai-nilai pancasila maka akan membawa sisi positif yaitu akan berkembangya nilai budaya yang kemudian akan membuat kebudayaan menjadi sesuatu yang lebih bervariasi selain itu akan menambah wawasan dalam berfikir untuk pengembangan kebudayaan.
Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam konteks yang sangat kompleks, contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cara berpakaian, cara berpakaian yang dulunya sopan, tertutup dan tidak glamor namun keadaan sekarang telah berbeda. Tidak sedikit dari para generasi muda yang saat ini berpakaian lebih terbuka, kurang sesuai dengan keadaan dan situasi, glamor dan berlebih-lebihan, dimulai dari keadaan yang sederhana ini kemudian ke dalam hal yang kompleks dengan meniru kebudayaan barat contohnya yaitu kebudayaan seks bebas yang saat ini telah menjadi sesuatu yang biasa, hedonisme, kebiasaan orang-orang untuk hidup hura-hura, minum-minuman keras yang merajalela, pemakaian narkoba, degradasi moral dan mental yang sangat menurun serta efek kemajuan teknologi yang sangat canggih juga mempengaruhi moral masyarakat dari anak kecil sampai orang tua sekalipun.
Menurut Jennifer Lindsay dalam bukunya yang berjudul 'Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia', mengunkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik dalam campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Memang kemajuan teknologi yang canggih telah memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, namun disamping itu hal ini juga memiliki sisi negatif yang sangat fatal contohnya dengan mudahnya mengakses informasi menggunakan internet dapat di salahgunakan untuk mengakses hal-hal yang negatif seperti pornografi, pornoaksi yang hal ini sangat merusak kepribadian moral apalagi kalau yang mengakses adalah anak-anak, akan sangat berdampak buruk kepada calon-calon generasi penerus bangsa
Selain itu melalui televisi juga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap semua lapisan masyarakat, baik pengaruh negatif maupun pengaruh positif. Apalagi televisi menjadi sesuatu yang mengglobal dalam kehidupan sehari-hari dan hal ini dapat disaksikan oleh semua kalangan secara langsung sehingga dampak yang terjadipun akan cepat menyebar, untuk saat ini mengglobalnya institusi-institusi televisi bersamaan dengan peredaran global yang terjadi seperti adanya iklan, promosi.
Selain itu akibat globalisasi jaringan-jaringan televisi banyak yang menayangkan dari jaringan asing, hal ini akan sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan.
Namun sebesar apapun dampak globalisasi tergantung pada bagaimana masyarakat dalam menerima dampak tersebut, apabila unsur dan nilai yang masuk diterima begitu saja tentunya hal ini tidak ada penyaringan dan akan melunturkan nilai-nilai budaya asli, namun apabila dampak globalisaisi ini sebelum menerima untuk diterapakan terlebih dahulu disaring dengan berdasarkan nilai-nilai pancasila maka akan membawa sisi positif yaitu akan berkembangya nilai budaya yang kemudian akan membuat kebudayaan menjadi sesuatu yang lebih bervariasi selain itu akan menambah wawasan dalam berfikir untuk pengembangan kebudayaan.